Tuesday, January 01, 2013

di antar hatimu hatiku


tak kujanjikan menara emas
pun istana berpintu 100 yang menghadap danau toba
juga taman yang ditumbuhi mawar 99 rupa.

tak kusebutkan akan menyematkan cincin bertahta berlian ke jari manismu, saat pendeta mensahihkan :

aku milikmu
engkau miliku
(dia berucap : “hanya kematian yang memisahkan kalian “)

yang kuingat,
aku menjemputmu, dengan hatiku
jantungku dengan degubnya, akan kuletakkan sesisi dengan hatimu dan jantungmu.

Kedua jantung kita akan beriring dan akan mendendangkan keabadian cinta yang terajut, bahkan sebelum kita menjadi penghuni dunia...

kala itu, telah kukosongkan  jiwa,
segala jiwa yang menghuni pikiranku dan mengisinya dengan jiwamu—menyatu dan menjadi satu.

***
(I Love you, because you are)

Namamu Terukir di Telapak Tanganku


karena aku mendambakan
kehidupan abadi yang tak diukur

...dengan detik
...dengan menit
...dengan jam,
...dengan hari
...dengan bulan

atau
dengan tahun

aku ingin mengarungi angkasa luas
yang tanpa batas
menjelajah planet yang satu
ke planet lain,
‘ku menyadari,
waktu di sini, kendati diriku masih bermakna bagimu
tapi terlalu singkat untuk penuhi kewajiban
pada Sang Khalik...

usah ragu,
tidak hanya di sini,
di planet lain, apakah di Mars, di Venus,
atau di Pluto
‘kan kuciptakan jejak langkah, yang bisa kau singgahi kelak...

kebun-kebun yang indah dan rindang,
kembang berwarna-warni
telaga-telaga yang jernih
dan itu semua adalah persembahanku padamu
‘tuk engkau nikmati
sebagai ukiran cinta padamu

karena kalaulah engkau tahu,
t‘lah terukir  namamu di telapak tanganku
***(ama Ronald)