Wednesday, July 26, 2006

Kekasih Jiwaku

Kekasih jiwaku...
Inikah waktunya untuk pulang?
Inikah saatnya buat kembali?
Dan adakah yang disebut perpisahan?
Ah, aku tak ingin ada air mata...

Karena kendati hari kemarin, kini, atau esok
menyapa kita dengan sebutan makhluk hidup,
kita tetaplah hanya partikel-partikel debu yang beterbangan dan berputar-putar di dalam kehampaan abadi...
yang di sana, kita hanya bisa menyerah dan patuh...

Cinta yang kita banggakan atau kebahagiaan yang kita impikan,
bukan berasal dari kita dan bukan pula kepunyaan kita
Semua itu tak pernah ada dalam diri kita,
kecuali dalam kehidupan itu sendiri...

Karena itu, tersenyumlah sayang...
Tersenyum bersama kenangan yang pernah terukir..
Ketika jiwamu dan jiwaku hidup bersama-sama di satu kebahagiaan yang menyedihkan...
Karena kalaulah engkau pahami, betapa senyummu menyimpan pengakuan tentang siapa engkau bagi diriku..

Ya....siapakah engkau bagiku?
Engkaulah kebutuhan jiwaku yang terpenuhi.
Engkaulah ladang hati, yang dengan kasih kutaburi
dan kupungut buahnya penuh rasa terima kasih.
Aku menghampirimu di kala hati gersang kelaparan,
dan mencarimu dikala jiwa membutuhkan kedamaian.
Engkaulah sahabat yang senantiasa memperkaya jiwaku.

Karena itu,
izinkan aku menuai cinta di kesunyian yang sepi ini,
Jangan, jangan buatkan aku andung-andung perpisahan
Karena akan membuatku ragu akan sayapmu yang mampu terbang ke balik awan, menyaksikan jiwaku dan jiwamu,
Tapi bukan berada dalam terowongan yang digali pendeta...
Karena,
mungkinkah pendeta menjadikan kita satu cabang dari pohon kehidupan...?
satu kata dalam bibir Tuhan..?
Masih ragukah engkau sayang?

Percayalah kekasih...
Kendati lidah kehidupan terdiam kaku...
Engkau slalu berada dalam lingkaran cahaya
yang awalnya adalah akhir dan akhirnya adalah awal.
Lingkaran itu slalu mengelilingi dan t’rus memelukmu...
Karena akulah lingkaran itu...

1 comment:

Anonymous said...

... punya pacar punya onar, punya onar hidup berlingkar-lingkar, namun enakkan dipelukkan pacar.