Thursday, March 03, 2011

H O L A N H O (2)

HOLAN HO

Dinda, aku duluan,
Jasad ini akan segera menyatu dengan bumi
Sementara jiwaku khan terbang mengangkasa
Menyusuri langit yang satu ke langit lainnya
Sampai tiba dan bersemayam di keabadian bersama-Nya...

Hari ke hari kupatrikan diri ini menjadi pelayan-Nya,
sambil lalu, akan kutatap dari sana ke mana kakimu melangkah
tak kubiarkan hatimu galau dengan sikap dunia yang tak menentu.

Dinda hasian, kekasih abadiku,
Telah kutitipkan darah dagingku
Yang dapat menyemarakkan kehidupan sekaligus menjadi pengawalmu
Mereka adalah putra-putri yang akan menampung isi hatimu
yang belum sempat engkau cetuskan padaku.

Terlalu singkat kebersamaan di bumi ini kekasih.
Tetapi aku pergi bukan tanpa makna,
Aku ke sana, untuk persiapkan rumah abadi kita...

Aku menunggu mu hasian
Aku menantimu kekasih
Aku akan selalu merindukanmu

Dan

bila saatnya tiba,
bila putra-putri hasil cinta kasih kita telah mengarungi bahtera kebahagiaan
Aku akan menjemputmu,
mengajakmu mengangkasa,
melintasi cakrawala luas tak bertepi,
sambil menyanyikan lagu abadi kita, yang dulu kugubah khusus untukmu :

Holan Ho.

Kalau sedang merindukanku
Atawa
Sedang berfantasi ria tentang segala hal tentang diriku
Nyanyikan lagu itu, panggil namaku,
aku akan memetik gitar dan mengiringi nyanyianmu dari sini
dan akan selalu setia menatapmu.
***

1 comment:

Anonymous said...

Mantap ni puisi on bah Lae...