Thursday, September 07, 2006

Bobo, bobolah...

Bobo,bobolah...

Bola matamu masih tak juga lelah menatap langit-langit kamar tidurmu,
Pikiranmu trus melakukan pencarian, dan tak pernah putus asa singgah di tempat-tempat yang pernah kita lalui,

Musik yang biasanya meninakbobokkanmu tak lagi mampu menenteramkan jiwamu yang kosong...
dan pipimu kini bagaikan sungai tuk menampung airmatamu yang trus mengalir...

Dinda, kekasih jiwaku...
Dinda, kekasih abadiku...
Usah sia-siakan waktu dan perjalanan hidupmu,
Cinta dan air matamu, takkan dapat bangkitkan lagi jasad ini...
Aku sudah pergi dan tiada,
Dan tidak mungkin ada lagi kecuali pada kehidupan yang engkau dan aku masih trus mencari...

O, Tuhan...
Oh, Sang Khalik...
Jangan biarkan kehidupannya dalam ketidak pastian,
berilah, sinar kehidupan dalam pikirannya yang sederhana...
agar ketika aku menjemputnya di “tanah perjanjian” aku masih bisa tetap melihat cinta yang tulus dari balik kelopak matanya...

Bobolah sayang,
Bobolah kekasih,
Biarkan esok pagi matahari menjemputmu dengan kehangatan abadi...seperti kehangatan cinta yang selalu kupersembahkan padamu...

Bobolah manis...Dari tempat yang sunyi dan sepi ini, akan kutatap dirimu, hingga mimpi-mimpi indah memeluk tidurmu.

No comments: