Monday, September 25, 2006

Memory Gadis Kecilku

Ragu.

Namun kesan indah membekas tajam dalam kalbu, saat kita karab dalam lamunan, dala dua tangan menyatu berikrar dalam “cinta yang tidak pasti.”

Sore, ketika angina laut menyentuh sekujur badan, bayangmu gadis kecilku begitu lengket,dan menyapa hati yang kering-kerontang, menembus “nyawa hati” yang lam dan hingga kini belum tersiram.

Gadis kecilku,

Malam-malam yang kulalui begitu sarat dengan mimpi-mimpi indah bersamamu. Aku tahu dan itu pasti, layer cinta yang terkembang tak lama lagi akan terlepas, karena kau sadar telah mencintai laki-laki yang salah.

Manisku,

Jangan lalukan aku dalam bayangmu, meski kau sadar, bahwa kau tidak mungkin untuk memiliku dan aku pun tidak mungkin memilikimu. Kelak, jika angina berlalu dan musim berganti, dan kita bis saling menyapa dan bergandengan tangan seperti yang lalu, pasti kepenatanmu akan sirna. Karena itu, aku akan menunggu angin itu, kendati aku tahu menjaring angin adalah pekerjaan sia-sia. (Memory 1993)

No comments: